Medan (zonamerdeka.com) -- Minyak goreng yang ada saat ini sangat terbatas, akibatnya harga melambung tinggi akibat langkanya minyak goreng yang ada di Sumatera Utara. Fakta ini berdasarkan Survey Lapangan yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa - Nusantara (BEMNUS), minggu, (13/02/2022).
Program Survey ini digagas oleh Rastra Siregar selaku Kordinator Daerah Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara wilayah Sumatera Utara.
Mengingat seperti informasi yang dilansir oleh salah satu media nasional, DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara bersama DPC PDI Perjuangan Kota Medan membagikan 10 ton minyak goreng dan 10 ton gula pasir secara serentak di 21 Kecamatan di Kota Medan.
Rastra menyampaikan rasa prihatin atas kelangkaan minyak goreng di Sumatera Utara khususnya di wilayah Kota Medan dan sekitarnya.
"Disini kita merasa aneh, bingung dan miris, di dalam situasi yang sulit minyak goreng kenapa PDI-P perjuangan mendapat minyak goreng hingga sampai 10 ton dengan begitu mudah. Karena kita sama-sama tahu bahwa minyak goreng di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan itu memang lagi dalam situasi dan kondisi yang sangat sulit dan langka, sehingga membuat harga minyak goreng naik signifikan," kata Rastra.
Ia melanjutkan, "Kita bukan tidak mendukung, tetap kita memberi apresiasi kepada DPD PDI-P Sumatera Utara dan DPC PDI-P Kota Medan dengan membagi bagikan minyak goreng kepada orang yang membutuhkan, tapi yang menjadi pertanyaan kita, dari mana dapatnya minyak goreng hingga 10 ton ini? Sedangkan orang yang mencari 2 kg saja sulit," terang Rastra.
Selanjutnya Rastra mempertanyakan apakah ada unsur kesengajaan, "Apakah ada unsur kesengajaan, seperti ditimbun dan menjadi bahan politik? Dan kenapa di pasar minyak langka serta kenapa partai politik malah mempunyai 10 ton minyak seolah-olah kelangkaan minyak bagian dari sebuah putusan politik," demikian papar Rastra Siregar selaku Kordinator Daerah BEMNUS Sumut.
Rastra menekankan bahwa BEMNUS SUMUT hanya butuh penjelasan dari pihak terkait, agar tidak timbul kesalahpahaman antara mahasiswa dengan Partai Politik dalam hal ini PDI-Perjuangan. Kami juga meminta kepada seluruh elit politik yang ada di Indonesia khususnya di Sumatera Utara agar jangan menyiksa masyarakat dengan kepentingan politik yang berdampak dan mengakibatkan kerugian kepada masyarakat. Ditambah lagi situasi dan kondisi yang belum normal ini. Demikian Pungkasnya. ( Fahrizal S.)