Fakfak, Papua Barat, zonamerdeka.com -- Drs. H. Mustaqfirin, M.Si selaku tokoh agama di Fakfak mengatakan bahwa pada bulan Ramadhan, umat muslim diwajibkan untuk berpuasa, hal itu untuk melatih kejujuran. Pernyataan itu dikatakan oleh H. Mustaqfirin kepada wartawan zonamerdeka.com di kediamannya jalan Cenderawasi Kelurahan Fakfak Utara distrik Fakfak pada hari Minggu (3/4/2022) pukul 21:45 WIT.
Selaku tokoh agama yang, H. Mustaqfirin menyampaikan dalam ceramahnya sebagai berikut.
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh, alhamdulillah kita harus merasa bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala, karena umur kita telah sampai di dalam bulan ramadhan tahun ini.
Hal ini sebagaimana doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Allahumma Barik lana fi Rajaba wa Sya'ban wa balligna Ramadlan.
Jadi setiap memasuki bulan rajab, Rasul mengajarkan doa ini, yang artinya ya allah berikanlah berkat kepada kami bulan rajab dan bulan sya'ban dan sampaikan umur saya ke dalam bulan Ramadhan.
"Orang yang sampai umurnya di bulan ramadan harus berterima kasih bersyukur kepada Allah karena Allah masih memberikan nikmat umur panjang bayangkan besok pagi masuk bulan romadhon hari ini ada seseorang yang meninggal berarti dia tidak sampai umurnya di bulan ramadan," ujar Drs. H. Mustaqfirin, M.Si
Bulan Romadhon, bagi kaum muslimin dan muslimat itu adalah bulan untuk melatih kejujuran, dan bulan romadhon adalah diwajibkan kita berpuasa. Dan puasa ini bukan hanya diwajibkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya saja tetapi nabi-nabi sebelumnya juga diwajibkan untuk berpuasa dan tujuannya adalah sama yaitu supaya kamu bertaqwa.
Taqwa itu adalah melaksanakan apa yang diperintahkan oleh allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah SWT.
"Salah satu bentuk taqwa itu adalah kejujuran kejujuran itu penting dalam kehidupan digital sehari-hari banyak orang pintar tapi sedikit orang jujur," tutur tokoh agama ini.
"Apakah kita termasuk yang sedikit yaitu menjadi orang jujur ataukah tidak. maka kita harus bermuhasabah dan bertanya kepada diri kita masing-masing," kata H. Mustaqfirin.
"ini saya berikan satu contoh bagaimana Nabi Isa untuk mengajar kejujuran kepada muridnya," lanjut H Mustaqfirin.
Suatu ketika muridnya diajak melakukan perjalanan oleh Nabi Isa dan membawa 3 buah potong roti. Kemudian di tengah jalan kelaparan maka berhentilah kemudian memakan tiga buah roti itu. Satu roti untuk Isa, satu roti untuk muridnya. yang satu roti disuruh muridnya untuk menjaga dan memelihara. kemudian Isa meninggalkan tempat karena ada satu keperluan setelah kembali ternyata roti yang satu itu tidak ada. Setelah ditanya mana roti yang satu tidak tahu," cerita H. Mustaqfirin.
Lalu Isa bersama muridnya melanjutkan perjalanan, setelah sampai di pinggir pantai, Isa menguji kejujuran muridnya lagi dengan membuat tiga gunung kecil terbuat dari pasir. Lalu Isa berdoa kepada allah yang maha kuasa, berubahlah menjadi emas atas izin Allah SWT.
Lalu muridnya bertanya, untuk siapa emas itu? emas yang satu untuk saya, yang satu untuk kamu sedang satu untuk yang makan roti yang hilang tadi. Kemudian muridnya mengaku bahwa yang makan roti yang tadi adalah saya.
Jadi kewajiban puasa yang diturunkan Allah kepada seluruh para nabi dan umatnya adalah memiliki tujuan yang sama yaitu agar bertaqwa, dan salah satu bentuk taqwa adalah jujur.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(Amatus Rahakbauw)