Notification

×

Iklan

Iklan

Terlalu Malu Untuk Menertawakan Kebodohan Diri Sendiri

14 Mei 2022


 



Kepandaian adalah kelicikan yang menyamar kepandaian adalah kelicikan yang menyamar kebodohan adalah kebaikan yang bernasib buruk.Membuat saya berpikir, ternyata bodoh itu tidaklah terlalu buruk. Dan ternyata menjadi pintar itu tidak bagus-bagus amat.


Kepandaian adalah kelicikan yang menyamar. Kebodohan adalah kebaikan yang bernasib buruk saya berpikir, ternyata bodoh itu tidaklah terlalu buruk. Dan ternyata menjadi pintar itu tidak bagus-bagus amat.


“Manusia sekarang terlalu mengagungkan orang pintar, mereka lupa bahwa nyatanya orang bodohlah yang membuat mereka pintar.” Manusia pintar yang terlihat pintar karena adanya orang bodoh. “Apakah berarti orang bodoh adalah pahlawan?”.Arti menjadi bodoh dan sejauh apa yang saya rasakan, memang benar, menjadi bodoh itu menyenangkan. Tapi ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Ini bukan berarti bodoh dengan cara tidak belajar, malas dan tidak mau apa-apa. Tidak-tidak, ini bukan seperti itu. Ini adalah sebuah refleksi terhadap diri kita sendiri. Dengan cara menertawakan kebodohan diri kita sendiri.Kebahagiaan bisa muncul dari berbagai bentuk stimulus yang unik. Dan menertawakan kebodohan diri sendiri adalah salah satu stimulus yang sebenarnya sangat bijaksana.


Anggap kalian pernah julid, ghibah hingga senang berbicara keburukan orang lain. Dan kalian bahagia, tapi kebahagiaan tersebut sebenarnya hanya omong kosong. Kalian hanya membahagiakan diri kalian sendiri, egois. Bandingkan dengan menertawakan kebodohan diri sendiri. Sudah pasti kita bahagia, kita tidak menyakiti orang lain dan nilai plusnya kita bisa membahagiakan orang lain lewat hal-hal konyol yang kita alami.


Dibanding fokus memperbaiki kebodohan sambil menertawakan diri kita di masa lalu. Kita semua saat ini sering terlalu fokus dengan pencapaian hebat orang lain. Sering terlalu takjub melihat kekayaan orang lain. Dan sering terlalu malu untuk sesekali menertawakan kebodohan diri sendiri.


Itulah fungsinya menertawakan diri sendiri. Kita bisa melepaskan kegundahan di atas tanpa menyakiti siapapun. Kita tertawa terhadap kesalahan-kesalahan kita yang lalu. Kita bisa menjadikannya komedi yang akan menjadi cerita yang menarik di masa depan. Bahwa kebodohan itu ternyata punya peran dalam hidup ini.Jika pun kita merasa gagal dan tak berguna, itu tidak terlalu penting. “Kegagalan bukanlah sesuatu yang penting. Perlu keberanian untuk melakukan kebodohan pada diri sendiri.” kita harus berani melakukan kebodohan kepada diri kita sendiri. Menertawakan betapa cerobohnya kita di masa lalu. Dan yang paling penting, kita tahu bahwa kita adalah makhluk yang tidak sempurna. Hingga akhirnya kita selalu belajar, belajar dan belajar dari ketidaksempurnaan itu.Kebahagiaan dan berbagai kebijaksanaan yang lahir lewat menertawakan kebodohan diri kita sendiri adalah sebuah bentuk kesadaran diri. Sebentuk cerminan diri kita, masyarakat kita dan beberapa kebodohan adalah kebaikan yang bernasib buruk.Membuat saya berpikir, ternyata bodoh itu tidaklah terlalu buruk. Dan ternyata menjadi pintar itu tidak bagus-bagus amat.Kebahagiaan bisa muncul dari berbagai bentuk stimulus yang unik. Dan menertawakan kebodohan diri sendiri adalah salah satu stimulus yang sebenarnya sangat bijaksana.


Dibanding fokus memperbaiki kebodohan sambil menertawakan diri kita di masa lalu. Kita semua saat ini sering terlalu fokus dengan pencapaian hebat orang lain. Sering terlalu takjub melihat kekayaan orang lain. Dan sering terlalu malu untuk sesekali menertawakan kebodohan diri sendiri.


Jika kita terus-terusan tegang dan tidak menarik napas dan lepaskan secara perlahan. Ujung-ujungnya kita akan stress sendiri, gila sendiri dan tidak bahagia dengan kehidupan kita.Kebahagiaan dan berbagai kebijaksanaan yang lahir lewat menertawakan kebodohan diri kita sendiri adalah sebuah bentuk kesadaran diri. Sebentuk cerminan diri kita, masyarakat kita dan beberapa manusia di dunia ini bahwa kebodohan itu ternyata lebih banyak daripada bintang di langit. Betul, lebih banyak dari bintang di langit.


“Saya dapat menghitung pergerakan bintang-bintang di langit, tetapi saya tidak dapat menghitung kebodohan manusia.”


(AMATUS  RAHAKABAUW)





ikuti zonamerdeka.com di Google News

klik disini


close