Saya mengenal seorang teman sejak lama. Dia adalah teman wanita dan dia yang saya kenal dari dahulu adalah tipe penyabar, ceria dan suka memendam perasaan, Renungan minggu hari ini mengisahkan tentang belajar arti sebuah Kesabaran. Bacaan untuk Renungan hari ini diambil dari 1 Korintus 13:1-10.
Namun, Tuhan ternyata sangat sayang kepadanya dan pada akhirnya Tuhan memanggil Dia untuk menghadap kepadaNya.
Saya kagum dengan sosok tersebut. Dari padanya saya banyak belajar tentang sebuah kesabaran.Saya kehilangan sahabat saya yang begitu penyabar dan selalu ceria.
Setelah kepergiannya, saya semakin menyadari akan kesabarannya ketika suatu dia menderita sakit yang sangat serius, dimana dia harus berusaha tegar dan sabar menghadapi peristiwa keluar masuk rumah sakit, menghadapi orang tua yang sedih melihat dia sakit keras seperti itu, dan masih banyak kesedihan lainnya.
Hebatnya lagi, teman saya jarang menampakkan raut muka murung dan selalu ceria-ceria saja saat menghadapi itu semua belajar arti kesabaran dapat kita peroleh dari mana saja.
Renungan hari ini jelas mengingatkan kita mengenai kesabaran, yang menjadi salah satu wujud kasih Allah berdiam dalam diri kita.
Terkadang Tuhan melatih kita lewat pengalaman pribadi, tetapi kita juga bisa belajar dari pengalaman hidup orang lain.
Mengenai kesabaran, kita bisa belajar dari kesabaran Allah juga, yang terpapar jelas dalam banyak kisah yang dapat kita baca di Alkitab
Seorang percaya yang mengaku dirinya memiliki kasih, perlu bertumbuh dalam kesabaran dengan pertolongan Roh Kudus.
Ya, kita punya "bahan" melimpah tentang hidup dalam kesabaran untuk dapat kita terapkan dalam kehidupan keseharian!
Bila dibandingkan 5-10 tahun silam, apakah kita cenderung lebih sabar atau malah sebaliknya, menjadi lebih tidak sabaran?
Kiranya renungan hari ini dapat kembali mengobarkan semangat kita untuk bertumbuh dalam kesabaran, termasuk dalam menantikan jawaban doa-doa kita.
Kita juga bisa belajar arti kesabaran dari tokoh penyelamat kkita, Tuhan Yesus jika kita pikir, Yesus punya kuasa untuk melawan para algojo. Namun demi kehendak Bapa di Surga terlaksana dan demi menyelamatkan manusia, maka Yesus tetap tabah dan rela menderita.
Apalagi dengan persoalan kita yang belum apa-apa sudah takut, kecewa, menyalahi diri sendiri, melukai perasaan orang, dan lain sebagainya.