Taliabu, zonamerdeka.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Taliabu (Pultab), Provinsi Maluku Utara (Malut) gelar Pelatihan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak.
Kegiatan tersebut berlangsung di Kantor Balai Desa Kilong pada pukul 14.00 WIT sampai selesai, dengan Tema "Pelatihan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) di Pulau Taliabu,"
Sekertaris Dinas Kesehatan, Aema Larakaba mengawali sambutannya dengan menyampaikan terimakasih kepada narasumber yang sudah menyempatkan waktu untuk menghadiri kegiatan tersebut di pulau taliabu.
"Terimakasih kepada narasumber yang telah meluangkan waktu untuk berkunjung ke Kabupaten Pulau Taliabu dalam rangka menghadiri kegiatan PMBA dan membagi ilmu dengan kami, semoga apa yang di sampaikan nantinya bisa kami cerna", ungkap Aema pada sambutannya Jumat, 24/06/2022
Sehingga dalam pelaksanaan menurunkan angka status stanting atau gizi bisa di selesaikan, atau bisa menurunkan dari angka yang lebih tinggi ke angka yang lebih rendah lagi.
Kata Aema, Sementara saat ini Provinsi Maluku Utara berada pada kondisi akut kronisk dengan prevalensi stanting diatas 20 persen yaitu sebesar 27,5 persen, berdasarkan data surveilans status gizi indonesia pada tahun 2021 menduduki peringkat ke tiga belas, dan untuk Kabupaten Pulau Taliabu memiliki angka prevalensi status stanting ke satu untuk Provinsi Maluku Utara berdasarkan data SSBI tahun 2021 sebesar 35,2 persen
"Stanting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama berbagai faktor antara lain, kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kekurangan asupan gizi pada bayi", bebernya
Lanjut Aema, Kondisi ini tentu mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan dan beresiko mengidap penyakit metabolik serta degeneratif pada kemudian hari
"Pentingnya pada 1000 hari pertama kelahiran untuk pencegahan stanting adalah kegiatan orientasi pemberian makanan bayi dan anak yang tepat. Rekomendasi WHO terkait pemberian makanan bayi dan anak adalah inisiasi menyusui dini asi eklusif enam bulan, makanan pendamping asi diberikan pada usia enam bulan, sambil melanjutkan pemberian asih, pemberian asih tetap dilakukan sampai usia 2 tahun", sambungnya
Tak hanya itu, sebelum mengakhiri sambutannya Aema berharap, peserta yang mengikuti kegiatan tersebut dapat mencermati dengan baik materi yang diberikan, sehingga nantinya dapat menjadi bekal untuk dalam melaksanakan penanganan gizi dimasing-masing wilayah kerja
"Setelah mengikuti kegiatan ini teman-teman yang dipuskesmas sepulangnya dari sini, silahkan melakukan tindakan untuk penurunan kasus gizi diwilayah kerja masing-masing", tukasnya. (SL)