Opini oleh Apris Muhammad Nawu**
Zonamerdeka.com - Gorontalo - Pancasila adalah satu-satunya bagan kebudayaan yang menjadi panduan bagi Pemerintah dan Warga Negara.
Lambang Pancasila terdapat dalam lambang negara Garuda Pancasila di bagian perisai di dada. Ternyata, ada urutan lambang Pancasila diantaranya.
Lambang Pancasila juga dipisahkan oleh garis hitam mendatar yang melambangkan garis khatulistiwa.
Hal ini menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa dari timur ke barat.
Lambang Pancasila terdapat dalam lambang negara Garuda Pancasila di bagian perisai di dada.
Mengenal Lambang Negara Republik Indonesia dan Maknanya
Simbol Pancasila tergambar dalam perisai yang mewujudkan dasar negara. Dikutip dari buku Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SD/MI oleh Maulana Arafat Lubis, M.Pd., berikut urutan lambang Pancasila dan maknanya.
Urutan Lambang Pancasila
1. Bintang tunggal, simbol Pancasila sila pertama
Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Bintang emas menempati bagian tengah perisai. Bintang emas memiliki latar berwarna hitam.
Bintang dalam simbol Pancasila sila pertama melambangkan cahaya kerohanian yang dipancarkan Tuhan pada setiap manusia. Simbol bintang bersudut lima juga melambangkan cahaya yang menerangi dasar negara yang terdiri dari 5 sila.
2. Rantai emas, simbol Pancasila sila kedua
Rantai emas melambangkan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai emas berlatar merah terletak di bagian kanan bawah perisai. Rantai emas terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran.
Rantai dalam simbol Pancasila sila kedua melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu menjadi kuat seperti sebuah rantai. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sementara mata rantai lingkaran melambangkan perempuan.
Rantai dalam simbol Pancasila sila kedua juga memiliki makna manusia yang berkemanusiaan dalam filosofi Pancasila adalah manusia yang dapat menerapkan nilai kemanusiaan ke dalam bentuk sikap tindak yang mengakui persamaan derajat, dengan mengembangkan sikap saling mencintai, bersikap tenggang rasa, dan tidak semena-mena dengan orang lain.
3. Pohon beringin, simbol Pancasila sila ketiga
Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia. Simbol pohon beringin berwarna hijau dengan latar berwarna putih. Simbol pohon beringin terletak di bagian kanan atas Pancasila.
Pohon beringin dalam simbol Pancasila sila ketiga melambangkan Indonesia, dengan semua rakyat Indonesia dapat bernaung di bawah naungan negara Indonesia. Pohon beringin digunakan sebagai simbol Pancasila karena merupakan pohon besar yang dapat meneduhi banyak orang di bawahnya.
Sulur dan akar pohon beringin yang menjalar ke segala arah dikorelasikan dengan keragaman suku-bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
4. Kepala banteng, simbol Pancasila sila keempat
Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Simbol kepala banteng berwarna hitam putih memiliki latar warna merah. Simbol kepala banteng terletak di bagian kiri atas perisai.
Banteng dalam simbol Pancasila sila kelima melambangkan permusyawarahan. Banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya bermusyawarah, dengan orang-orang berdiskusi untuk melahirkan sebuah keputusan.
5. Padi dan kapas, simbol Pancasila sila kelima
Padi dan kapas adalah simbol sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Simbol padi berwarna kuning dan kapas berwarna hijau, dengan latar berwarna putih. Simbol padi dan kapas terletak di bagian kiri bawah perisai.
Padi dalam simbol Pancasila sila kelima melambangkan pangan dan sandang, syarat pokok kemakmuran. Padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan papan.
MPR pernah begitu gencar melakukan sosialisasi Empat Pilar.
Apakah ini sebatas proyek? Sebab buku tersebut hanya disimpan oleh masyarakat dan sama sekali tidak pernah dibaca.
Bagaimana penilaian publik, karena beberapa hari ke depan, tanggal 1 Juni, pasti secara hiruk pikuk diperingati lahirnya Pancasila. Apakah itu sebatas seremonial, atau bentuk keseriusan menegakkan Pancasila dalam jiwa setiap insan Indonesia.
"Pancasila wajib di sosialisasi, bukan hnya hanya sekedar seremonial, apalagi hanya semacam pelaksanaan proyek,”
Dia berpandangan, acara itu harus dijadikan agenda substantif penuh makna sehingga terukir dalam jiwa sanubari bahwa Pancasila adalah falsafah bangsa, asas dan nilai-nilai luhur yang harus dipegang teguh oleh setiap manusia Indonesia.
Dalam memahami, menghayati, menjiwai dan mengamalkan Pancasila, lanjut Arie Setiadi, harus dihindari klaim bahwa ‘akulah yang paling Pancasilais.
Tidak boleh ada tafsir tunggal Pancasila sebagai alat politik untuk ‘memukul’ kelompok atau golongan tertentu, terutama yang mengambil posisi berseberangan dengan Pemerintah,” tegasnya.
Penjiwaan Pancasila dalam jiwa setiap insan Indonesia adalah satu soal yang menjadi tugas bersama.
Menghindarkan Pancasila dari upaya menjadikannya alat politik praktis adalah soal lain. (*)
**) Apris Mohammad Nawu
Dewan Pembina Organisasi Gerakan Pemudah Gorontalo Indonesia