Notification

×

Iklan

Iklan

Dugaan Pelanggaran Asusila Oknum DPRD Sawahlunto, Partai PKP Tunggu Keputusan Adat Muaro Kalaban

02 December 2022 | 12:11 PM WIB | Last Updated 2022-12-02T05:11:33Z

 


Ketua Partai Keadilan Persatuan (PKP) Ismed SH mengatakan telah melakukan mengivestigasi dengan turun ke lapangan terkait dugaan pelanggaran asusila yang dilakukan salah seorang oknum anggota DPRD Kota Sawahlunto berinisial (M).



Wakil Walikota Sawahlunto ( 2013 - 2018) itu mengatakan dirinya telah meminta pihak kerapatan adat untuk memutuskan apakah telah terjadi tindak asusila yang dilakukan anggota partainya tersebut.  



PKP belum mengambil sikap terhadap peristiwa skandal  yang terjadi pada malam Jumat atau Kamis malam, 24 November 2022 sekitar pukul 23.30 WIB di dusun balai-balai Desa Muaro Kalaban. Apakah partai akan melakukan recall atau melakukan Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap oknum bersangkutan. 



Peristiwa yang telah  menggemparkan warga Kota Sawahlunto itu akhirnya berbuntut panjang. Warga Desa Muaro Kalaban menuntut sang Oknum agar melepaskan jabatan non formal yang disandang sang Oknum (M) seperti Ketua Kerapatan Adat Muaro Kalaban dan Ketua Pengurus Masjid Al - Falah Desa Muaro Kalaban. 



Oknum Anggota DPRD Sawahlunto berinisial (M) digerebek warga desa bersama aparat dusun tengah berada didalam rumah kontrakan petak petak seorang wanita yang bersatus menikah. 



Tidak diketahui apakah telah terjadi pelanggaran asusila antara keduanya. Karena Pada saat penggerebekan, ketika ditanya warga (M) mengaku hanya menumpang buang air kecil. 



"Belum ya, kalau itu nanti (keputusan partai- red) tapi tempo hari, Saya sudah turun ke Muaro Kalaban dan meminta kerapatan adat untuk memutuskan apakah telah terjadi pelanggaran asusila atau tidak," ujar suami Ketua DPRD Kota Sawahlunto Eka Wahyu tersebut dijumpai wartawan usai prosesi makan Bajamba Hari Jadi Kota Sawahunto ke 135 di Lapangan Segitiga Sawahlunto, Kamis (1/12/2022). 



Ismed menambahkan, partainya telah memanggil dan memintai keterangan yang bersangkutan perihal peristiwa penggerebekan tersebut. 



"Saya sudah panggil dan sudah bertemu dengan bersangkutan. Untuk lebih lanjut, itu nanti ya,' ujar Ismed sambil memohon pamit meninggalkan wartawan.



Sementara suasana rapat di balai -balai adat Muaro Kalaban tepatnya di kantor Desa lama, Rabu malam 30 November 2022 sempat berlangsung dengan  ketegangan. Rapat yang difasilitasi Kepala Desa Muaro Kalaban tersebut berakhir sekitar pukul 24. 00 WIB dan belum  menghasilkan keputusan seperti tuntutan warga. 



Menurut Ketua BPD Muaro Kalaban Sabarudin dalam rapat tersebut mengatakan bahwa kita tidak boleh menjustifikasi seseorang apakah telah melakukan pelanggaran asusila. 



"Apakah mungkin orang yang kita duga bersalah setelah kejadian malah duduk duduk di warung sambil minum teh telur sampai satu setengah jam?" Ujar Sabarudin dalam rapat tersebut. 



Tokoh Masyarakat Desa Muaro Kalaban Erizal Ridwan yang hadir dalam rapat tersebut ikut angkat bicara. Menurutnya apakah pantas seorang lelaki bertamu ke rumah perempuan yang bukan muhrimnya dan pada saat itu tidak ada suaminya dirumah. Apakah itu pantas? Tanya Erizal Ridwan. 



Erizal Ridwan dalam rapat itu juga mengatakan agar kita tidak membungkus bangkai yang telah berbau busuk dan telah  mencoreng nama Desa Muaro Kalaban. 



Erizal Ridwan lebih lanjut  menegaskan bahwa yang bersangkutan harus dicopot dari jabatannya sebagai Ketua  pengurus Masjid Al - Falah dan Ketua Kerapatan Adat Muaro Kabalan. 



"Coba tunjukan dan bacakan kepada saya satu ayat Alquran yang memperbolehkan seorang laki laki berada dalam rumah seorang perempuan di tengah malam  disaat suaminya tidak berada dirumah," ujar Erizal Ridwan 



Erizal Ridwan juga mengomentari pernyataan dari Ketua BPD Muaro Kalaban yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak mungkin telah melakukan pelanggaran asusila karena setelah penggerebekan masih berani duduk di warung minum teh telur. 



Menurut Erizal Ridwan yang bersangkutan sudah tidak mempunyai urat malu alias "muka tembok". Seharusnya yang bersangkutan mengambil sikap gentlemen dengan menyatakan permintaan maaf kepada masyarakat Muaro Kalaban dan melepaskan jabatannya sebagai ketua pengurus masjid Al Fallah Muaro Kalaban.



Sebagai jemaah Masjid Erizal Ridwan mengatakan dirinya tidak mau di pimpin atau di imami sholat oleh seseorang yang telah melakukan pelanggaran etika dan norma kesusilaan ditengah kehidupan masyarakat. 



Meskipun Erizal Ridwan adalah seorang tokoh politik di Partai Golkar Sawahlunto, namun ia meminta agar kasus ini tidak dikaitkan dengan unsur politik terutama dengan jabatan bersangkutan sebagai Anggota DPRD Kota Sawahlunto. 



Ia dengan tegas meminta semua pihak untuk tidak mengambil keuntungan atau kesempatan dalam  kejadian ini. 



"Itu terserah partai yang bersangkutan. Apakah mengambil sikap atau tidak. Saya juga tidak pernah  bertemu dengan Ismed. Bagi saya, karena saya seorang muslim dan jemaah di masjid Al - Falah saya tidak mau di pimpin ataupun di imami oleh seseorang yang telah cacat etika dan susila di masyarakat. Saya minta ia diganti, itu saja. Habis," ujar Erizal Ridwan. 



Rapat di balai balai adat pada malam itu belum menghasilkan keputusan apapun. Pantauan wartawan di lokasi, suasana rapat berlangsung dengan saling beradu argumen. Pihak yang pro dan kontra saling melemparkan pendapatnya sehingga tidak dapat diambil keputusan terkait tuntutan masyarakat. 



Kepala Desa Yuriswan selaku pimpinan rapat didampingi Niniak Mamak Suku Supanjang Yusli Rain, Kepala Dusun Heri Monti dan Babinkamtibmas Desa Muaro Kalaban memutuskan bahwa rapat teknis diserahkan kepada wadah masing masing. Apakah yang bersangkutan di copot atau tidak dari ketua pengurus masjid itu diserahkan kepada jemaah masjid Al Fallah. Sedangkan jabatan Kepala Kerapatan Adat Muaro Kalaban diserahkan kepada kerapatan adat. 



"Saya rasa kita semua sepakat agar rapat ini diserahkan kepada wadah masing masing," ujar Yuriswan. 



Sementara itu, dalam acara sidang paripurna DPRD HJK Sawahlunto ke 134 (M) Anggota DPRD Kota Sawahlunto tampak hadir dalam sidang di Gedung DPRD Kelok S. 



Ia juga tampak dalam rombongan arak arakan prosesi makan Bajamba bersama Forkopimda dan tamu daerah lainnya. M juga sempat menjabat tangan wartawan untuk bersalaman sambil melempar senyuman. (Red) 

 



Faiz