Jakarta, ZonaMerdeka.com - Ketua Seniman Intelektual Betawi (SIB) Tahyudin Aditya, mendorong revitalisasi dan beautifikasi Taman Margasatwa Ragunan (TMR) harus mengedepankan budaya dan seni Betawi. Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan amanah dari Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 4 Tahun 2015, tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi. Di mana, setiap pembangunan wajib mengikut sertakan unsur budaya dan seni Betawi.
"Kami dari SIB mendorong revitalisasi dan beautifikasi TMR mengedepankan unsur budaya dan seni Betawi," ujar Tahyudin pada saat berbincang dengan Wartawan dikediamannya baru-baru ini.
Selain seni dan budaya Betawi, tokoh Betawi ini juga menyarankan, agar Pemprov DKI menambahkan tanaman khas Betawi. Hal ini untuk mempertahankan dan melestarikan tumbuhan khas Betawi. "Kami minta tanaman khas Betawi juga ditambah sekaligus untuk dilestarikan," tambah Tahyudin.
Untuk memaksimalkan revitalisasi TMR yang juga merupakan bagian dari destinasi wisata budaya dan eduksi, masih kata Tahyudin, alangkah baiknya dalam gagasan dan ide, pihak pengelola melibatkan Dinas Pariwisata dan Industri Kreatif, serta Dinas Kebudayaan juga tak lupa melibatkan untuk masyarakat.
Seperti diketahui, TMR yang berlokasi di Jakarta Selatan akan dilakukan revitalisasi dan beautifikasi pada tahun ini. Pihak pengelola TMR menyebut anggaran yang digelontorkan untuk revitalisasi tersebut mencapai angka diatas seratus miliar rupiah.
"Anggaran kita minta untuk tahun ini di Pemprov DKI Jakarta kurang lebih Rp 130 miliar dengan pendapatan kita sebagai BLU (Badan Layanan Umum)," kata Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Endah Rumiyati, usai acara pemberian nama Jerapah dan Gajah oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Taman Margasatwa Ragunan, Jumat (3/2/2023).
Endah juga mengatakan, upaya revitalisasi tersebut di antaranya berupa perbaikan kandang-kandang serta pembuatan zonasi khusus. Dalam prosesnya, dia menekankan untuk tidak melakukan satu hal, yakni menebang pepohonan yang ada di taman tersebut.
"Desain sudah ada terkait sayembara tapi dikaji lagi karena kita belum ada juga DED (detail engineering design) dan master plan. Dan kita lihat pohon-pohon di sini tidak ada yang dikorbankan karena sudah ada yang puluhan hingga ratusan tahun usianya. Jadi, nanti kita pilah-pilah dulu mana yang bisa dipakai dengan catatan enggak boleh nebang pohon," terangnya.
Dirinya juga menuturkan, penyelesaian revitalisasi TMR terbilang memakan waktu yang cukup lama. Namun, dia menyebut kemungkinan tidak ada penutupan layanan bagi warga atau pengunjung yang ingin bertandang ke TMR.
"Butuh waktu yang tidak singkat karena berhubungan dengan makhluk hidup. Soal penutupan selama revitalisasi, mungkin kita minta arahan pimpinan untuk beautifikasi apakah perlu tutup atau tidak, mungkin bisa dilakukan secara parsial. Jadi zona-zona dulu atau satu-satu kita selesaikan supaya pengunjung masih bisa masuk dalam kawasan Taman Margasatwa Ragunan," terang Endah.
Hingga saat, menurut catatan yang dituturkan Endah, ada sebanyak 2.275 satwa yang ada di TMR dengan adanya sejumlah satwa endemik seperti anoa dan orang utan sumatera.
"Pada tahun ini, akan ada kedatangan sepasang komodo dan beberapa jenis primata yang berasal dari rencana tukar-menukar dengan pihak Taman Safari Indonesia Bogor," tutup Endah.
(Fahmi)