Surabaya, zonamerdeka.com - Pemkot Surabaya tengah melakukan revitalisasi pengerjaan saluran air untuk mengantisipasi genangan atau banjir di musim penghujan yang diprediksi akan tiba di akhir September 2023 mendatang.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Lilik Arijanto mengatakan bahwa pengerjaan proyek saluran itu sudah mencapai 70 persen.
"Musim hujan ini infonya akan tiba di akhir bulan, hujan tapi belum tahu deras atau tidaknya, tapi kita tetap persiapan. Tentunya sarana prasana sudah dari dulu disiapkan. Saluran di dalam pompa dijaga, kontinuitas perawatan juga sudah lakukan," kata Lilik, kepada media Kamis (21/9/2023).
Terkait pengerjaan proyek pembangunan saluran-saluran, Lilik menyampaikan pihaknya masih melakukan pengerjaan di ratusan titik lokasi yang saat ini masih berjalan.
"Presentasi pekerjaan 70 persen lebih untuk akhir tahun ndak ada masalah. Termasuk kerjaan saluran, ndak hanya PU tapi terutama dekel yang masih berjalan total 100 titik lokasi," ujarnya.
Kemudian 30 persen lainnya, DSDABM Surabaya akan fokus pengerjaan di perkampungan dan jalan-jalan besar yang ada di Surabaya. Menurutnya, daerah rawan terjadinya banjir justru banyak terjadi di perkampungan.
"Permasalahannya yang banyak genangan terutama di perkampungan. Lalu di jalan besar misal Mayjen Sungkono yang bermasalah aliran tidak bisa dibagi dua," jelasnya.
"Yang utara tanggul pelapisnya ambrol jadi meluber ke warga. Jadi aliran utara ditutup diarahkan selatan jadi mengeringkannya terlambat," lanjutnya.
Untuk mencegah terjadinya lagi genangan air yang cukup besar di Jalan Mayjen Sungkono itu, Lilik menerangkan, jalan besar tersebut sudah diperbaiki.
"Kita sudah lihat posisinya kemungkinan sudah tidak ada masalah. Mayjen semoga masih bisa ditangani. Yang kita rehab banyak saluran dari pendistrian lama di daerah utara, nanti 2024 kita akan bikin pengerjaan disana untuk penambahan kapasitas saluran-saluran," terangnya.
Lebih lanjut Lilik menambahkan, bahwa di Jalan Mayjen Sungkono itu rawan genangan akibat banyaknya utilitas dan sampah yang membuat saluran-saluran air buntu sehingga terjadinya genangan.
"Sampah sudah kita periksa, kalau ada sampah di gorong-gorong dan sungai langsung diambil. Jadi ini ndak kaya dulu lagi. Kalau awal hujan memang sampah jadi permasalahan. Karena pas panas sampah banyak tenggelam jadi gak kelihatan," pungkasnya. (Sb1)