Jember, zonamerdeka.com - Pekerjaan proyek pemeliharaan jembatan di jalan nasional Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember diduga dikerjakan asal jadi dan mangkrak. Selan itu, dalam pekerjaan tersebut tidak terlihat adanya papan proyek di lokasi pekerjaan, Kamis (14/9/2023).
Pembangunan fisik galian struktur abutment bagian bawah jembatan dan pekerjaan tangga inspeksi diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang benar, ditengarai dikerjakan asal jadi dan terlihat mengabikan kualitas bangunan.
Proyek pemeliharaan Jembatan Kaliwates di Km193+900 berada dalam pengawasan Perwakilan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur Bali di Satuan Kerja PJN Wilayah I Bangsalsari-Jember.
Dari penelusuran awak media di lokasi proyek Jembatan Kaliwates tersebut pada 14 September 2023 terlihat pekerjaan pasangan batu tanpa finishing. Selain itu sudah tidak ada lagi aktifitas atau pekerja. Jadi menambah kesan bahwa proyek tersebut nampak mangkrak.
Dari pengamatan di lokasi dan pemeriksaan di sisi-sisi pekerjaan, ada dugaan pasangan batu dengan perekat semen dan pasir tidak ber-pondasi (galian) sebagaimana mestinya. Pasalnya, tidak terlihat adanya sendimen bekas galian pondasi di bagian luar dan dalam pasangan batu.
Bahkan dalam pekerjaan penimbunan pihak pelaksana ditengarai tanpa melakukan pembersihan area terlebih dahulu, terlihat sisa bongkaran paving, sampah dan ranting bercampur dengan material tanah urug.
Hal ini diduga sengaja dilakukan pihak pelaksana untuk meraup keuntungan lebih dengan mengurangi kubikasi tanah urug dan tidak menghiraukan kualitas bangunan.
Saat dikonfirmasi, Jefri, selaku pelaksana pekerjaan dari CV Mega Utama, menyampaikan bahwa tidak adanya papan proyek di lokasi dikarenakan terlepas.
" Ooo lepas (papan proyek) paling mas. Belum selesai pengerjaannya itu mas," ucap Jefri dengan nada ringan kepada media melalui sambungan telepon, Kamis (14/9/2023).
Jefri menyampaikan, bahwa pihaknya melakukan pekerjaan pemeliharaan Jembatan yang dimaksud berdasarkan penunjukan langsung (PL) dengan anggaran biaya Rp100 juta.
Menurut dia, progres pekerjaan sudah 70 persen dan berakhir di pertengahan bulan Oktober 2023.
" Itu 60 hari (waktu pengerjaan), terakhir kira kira pertengahan bulan 10," ujarnya.
Jefri membenarkan tidak adanya pekerjaan galian pondasi pada pasangan batu yang dimaksud.
" Tidak ada galian itu pak, karena itu sudah dalam, ada galian nya sedikit," sergahnya.
Ia tidak menampik adanya pekerjaan timbunan tanah urug yang bercampur dengan sampah, Jefri sebut berasal dari pedagang kaki lima yang membuang sampah di area tersebut. (Ton)