Minggu 16 Mar 2025

Notification

×
Minggu, 16 Mar 2025

Iklan

Iklan

Gunung Raung Meningkat Keluarkan Asap Setinggi 1.000 Meter

20 Desember 2023



Banyuwangi, zonamerdeka.com - Gunung Raung Meningkat Keluarkan Asap Setinggi 1.000 Meter. Hal itu berdasar dari pantauan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, mencatat, pada periode 18/12/2023 hingga pukul 23.59 WIB, gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengeluarkan asap putih setinggi 400 hingga 1.000 meter, dengan intensitas tebal dari puncak kawah. 


"Betul ada peningkatan. Ini kita sedang evaluasi," kata Kepala Pos PGA Raung, Burhan Alethea, kepada wartawan, seperti dikutip dari kompas.com, Selasa (19/12/2023). 


Untuk kegempaan embusan tercatat terjadi sebanyak 57 kali, amplitudo 3-32 mm, dengan durasi 20-69 detik. "Sedangkan gempa tektonik lokal, terjadi sebanyak satu kali dengan amplitudo 32 mm, S-P 2.2 detik, dan durasi 101 detik," ujar Burhan kepada wartawan. 


Sementara gempa tremor menerus (microtremor)* terekam dengan amplitudo 0.5-5 mm (dominan 1 mm). "Terjadi peningkatan jumlah gempa embusan," terang Burhan. 


Berdasarkan catatan meteorologi, cuaca terlihat cerah, berawan, dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah utara dan selatan. Suhu udara 16-34 derajat celsius. Meski ada peningkatan aktivitas kegempaan dan asap yang keluar dari kawah meningkat, saat ini status Gunung Api Raung masih berada pada level I normal. 


"Rekomendasi kepada masyarakat atau pengunjung, tidak diperbolehkan mendekati pusat erupsi di kawah puncak. Juga menuruni kaldera dan tidak bermalam di kawasan kawah," jelas Burhan. 



Catatan Erupsi Gunung Raung, Letusan Pertama Tercatat Tahun 1586


Lokasi Gunung Raung yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso.


Dilansir dari laman ESDM, Gunung Raung disebut sebagai gunung api yang besar dan unik serta membedakan dari gunung api pada umumnya di Pulau Jawa.


Salah satu keunikan puncak Gunung Raung dengan ketinggi 3332m dpl adalah memiliki kaldera dengan kedalaman sekitar 500 meter dan selalu berasap serta sering menyemburkan api.


Gunung Raung juga termasuk gunung api tua dengan kaldera yang berada di puncak dan dikelilingi dengan banyak puncak kecil. Hal tersebut membuat pemandangan Gunung Raung benar-benar menakjubkan.



Untuk mendaki puncak Gunung Raung bisa dilakukan melalui Desa Sumberweringin dengan kendaraan roda empat menuju Pondok Motor sejauh 7 kilometer.


Dari Pondok Motor pendaki memulai perjalanan melewati tegalan, hutan, jalan setapak yang menyempit dan ditumbuhi pohon cemara.


Sekitar 3 jam perjalanan, pendaki akan tiba di Pondok Sumur. Dari pondok tersebut medan pendakian semakin sulit karena setapak tertutup semak belukar.


Setelah 2 jam pendakian melalui hutan cemaran dan pakis-pakisan serta padang rumut, pendaki akan tiba di Pondok Demit.


Pendakian dilanjutkan hingga ketinggian ± 2900 m sampai batas hutan yang dikenal dengan Pondok Mantri atau Pasaran.


Pendaki akan berkemah dan keesokan harinya dilanjutkan selama ± 1 jam sampai puncak, melalui medan yang tidak terlalu berat dengan kemiringan lereng berkisar antara 20° dan 30°.


Letusan pertama tercatat pada tahun 1586


Sejarah aktivitas Gunung Raung kali pertama diketahui terjadi pada tahun 1586.


Saat itu terjadi letusan dahsyat yang menyebabkan banyak kematian manusia. Setelah tahun 1587, letusan serupa terjadi pada tahun 1597.


Letusan dahsyat selanjutnya terjadi pada tahun 1638. Letusan dikuti dengan banjir besar dan aliran lahar melewati Kali Stail dan Kali Klatak di wilayah Kerajaan Macan Putih.


Sejak 1638 hingga 1902 terjadi 16 kali erupsi. Pada 16 Februari 1902 terpantau mucul kerucut pusat di Gunung Raung setinggai 90 meter.


Tahun berikutnya terdengar suara gemuruh dan keluar bara api di bagian puncak pada tanggal 28 November 1903 hingga 2 Desember 1903.


Pada tahun 1921 tercatat adanya aliran lava di kaldera sekitar bulan Februari hingga April 2921. Dan pada tahun 1927 terdapat Letusan asap cendawan dan diiringi oleh hujan abu sampai sejauh 30 kilometer.


Selain itu terdengar dentuman bom yang dilontarkan sejauh 500 meter pada periode 2 Agustus 1927 sampai Oktober 1927.


Hingga 1973, Gunung Raung beberapa kali mengalami erupsi.


Pada akhir 1973, seorang peneliti mengunjungi puncak Gunung Raung. Ia mencatat jika seluruh permukaan dasar kawah tertutup oleh aliran lava yang keluar dari kerucut yang terletak di tengah dasar kawah.


Selain itu seluruh permukaan kerucut sinder tertutup oleh belerang termasuk bagian utara dasar kawah.


Rekahan berbentuk busur menghadap ke tengah terdapat pada bagian timurlaut.


Tembusan fumarola terdapat pada puncak kerucut sinder, pada rekahan tersebut di atas, dan di bagian tubuh lava sebelah barat.


Karakter letusan Gunung Raung bersifat eksplosif seperti yang terjadi pada tahun 1586, 1597, 1638, 1890, 1953, dan 1956.


Saat itu letusan menghasilkan abu yang dilontarkan ke udara dan pernah terjadi awan panas yang meluncur menyelimuti sebagian tubuh gunung api pada tahun 1953.


Catatan erupsi terbaru Gunung Raung pernah terjadi tahun 2015 dengan abu mengarah ke Bondowoso dan Jember. Dari catatan ini, namun belum pernah terjadi letusan dahsyat selama beberapa dekade.


Sementara pada tahun 2021 abu vulkanik mengarah ke Banyuwangi dengan intensitas ringan.


Bahaya utama letusan Gunung Raung adalah akibat langsung dari letusan seperti luncuran awan panas dan lontaran piroklastik.


Berdasarkan sejarah kegiatannya periode erupsi terpendek antara 2 letusan adalah 1 tahun dan terpanjang 90 tahun.


Puncak Gunung Raung seperti kerucut terpotong dengan tonjolan dari sisa-sisa endapan lava dan barangko-barangko dari sisa endapan piroklastik.


Sedangkan kaldera Gunung Raung berbentuk ellips, berukuran 1750 x 2250 meter dengan kedalaman 400-550 m di bawah peatang dengan lereng kaldera sangat terjal.


Gunung Raung dikelilingi oleh kelompok tonjolan di antaranya : di sebelah utara adalah Gunung Suket (2750 m), di timur laut adalah Gunung Lempeh (2932 m), di timur adalah Gunung Jampit (2338 m), di selatan adalah Gunung Wates (2796 m).


Sedangkan di barat adalah Gunung Gadung (2390 m) dan Gunung Pajungan (2352 m).


Suket, Lempe, Gadung, Pajungan, dan Wates adalah gunung api yang usianya lebih tua dari Gunung Raung dan sebagian adalah gunung api parasit.


(*)








ikuti zonamerdeka.com di Google News

klik disini


close