Notification

×

Iklan

Iklan

Cara PGN Subholding Gas Pertamina Mengatasi Tantangan Optimalisasi Penggunaan Gas Bumi selama Transisi

19 Februari 2024


 



Jakarta, zonamerdeka.com - PT PGN Tbk, sebagai Subholding Gas Pertamina, terus mendukung peningkatan utilisasi gas bumi dan sinergi pengelolaan seluruh rantai bisnis gas bumi dari hulu ke hilir di masa transisi energi dengan misi "Connecting Clean Energy for Sustainable Growth". Selain itu, PGN menerapkan prinsip kesetimbangan dari Tiga Pilar (Trilema) Energi untuk menjawab tantangan tersebut dan agar upaya optimalisasi utilisasi gas bumi dapat terealiasi di lapangan, dan peran gas bumi.



Salah satu dilema energi adalah keamanan energi (aman dan handal), kemakmuran energi (murah dan tersedia), dan keberlanjutan lingkungan (hijau dan bersih).

 

Rosa Permata Sari, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, menjelaskan bahwa PGN optimis dapat berperan secara aktif dalam mempertahankan ketahanan energi, terutama dalam pemanfaatan gas bumi. Dengan memiliki jaringan infrastruktur gas bumi seluas lebih dari 31 ribu km dan empat terminal LNG, PGN memegang peran penting sebagai pengelola jaringan infrastruktur gas bumi terbesar di Indonesia, yang diharapkan dapat menjamin pajak gas bumi yang cukup tinggi. PGN melihat potensi pasokan yang cukup besar di banyak wilayah, seperti Sumatera Bagian Utara, Sulawesi, Kalimantan Timur, dan Papua, ke depan.

Rosa mengatakan (18/2/2024), "PGN menjaga agar pasokan energi dalam negeri yang didistribusikan dapat menjangkau wilayah yang luas namun dengan layanan yang efektif dan efisien. PGN juga akan terus mengembangkan infrastruktur energi untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan, dimana dari potensi pasokan gas bumi mendatang didominasi oleh jenis Liquified Natural Gas (LNG)."

PGN berusaha untuk membuat pasokan gas bumi menjadi mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat melalui prinsip Energy Equity. Gas bumi relatif lebih murah daripada jenis energi lain. Harga gas bumi PGN berkisar antara USD 6 dan 13,87 per MMBTU, masih di bawah RON 90 (Pertalite) sebesar USD 17,3, LPG 12 KG seharga USD 26,20, dan HSD seharga USD 41,18.

PGN berfokus pada target penurunan emisi saat ini dan masa depan yang menjadi perhatian global. PGN ingin menjadikan penggunaan gas bumi, termasuk LNG, sebagai opsi utama. Mengingat fakta bahwa gas bumi, dibandingkan dengan batu bara dan jenis bahan bakar fossil lainnya, memiliki tingkat emisi karbon yang paling rendah, gas bumi adalah pilihan energi yang lebih ramah lingkungan. Gas bumi mengeluarkan jumlah karbon yang jauh lebih rendah daripada LPG (66 KG CO2 per MMBTU), bensin (72 KG CO2 per MMBTU), petroleum (77 KG CO2 per MMBTU), dan batu bara (98 KG CO2 per MMBTU).

Menurut Rosa, optimalisasi penggunaan gas bumi selama transisi energi sangat penting untuk ketahanan energi. Ini karena produksi minyak dan gas pipa terus menurun, sementara konsumsi energi terus meningkat, yang dapat mengakibatkan peningkatan impor dan defisit neraca perdagangan. Oleh karena itu, perlu mengoptimalkan penggunaan sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan dan impor BBM.

Karena jumlah stok gas bumi di Indonesia dan di seluruh dunia lebih besar daripada jumlah stok minyak, gas bumi dapat menjadi solusi alternatif energi. Dari perspektif ekonomi, ini akan lebih menguntungkan. Sangat penting untuk merencanakan utilisasinya dalam jangka panjang. Kami tidak dapat beroperasi secara mandiri di sektor midstream dan downstream. Untuk mencapai muara layanan masyarakat akan layanan energi yang transparan dan andal, Rosa menyatakan bahwa seluruh stakeholder harus bekerja sama dan berkomunikasi secara intensif.

Selain dapat didistribusikan ke pelanggan saat ini yang sudah dilayani seperti kelistrikan, industri, transportasi darat, UMKM, komersial, dan rumah tangga, sumber gas bumi juga dapat diperluas ke pengguna yang membutuhkan banyak gas seperti pengolahan minyak, transportasi laut dan darat, dan pembangkit listrik. Dengan perluasan dan volume utilisasi gas bumi domestik yang lebih besar, diharapkan multiplier effect yang dirasakan oleh masyarakat dan negara akan menjadi lebih optimal.

Rosa menyimpulkan, "Sinergi antara pemerintah dan badan usaha migas memiliki andil yang sangat penting, agar rantai pengelolaan pemanfaatan gas bumi secara berkelanjutan dan memberi dampak positif dalam jangka panjang." (md1)





ikuti zonamerdeka.com di Google News

klik disini


close