Surabaya, zonamerdeka.com - Beberapa anggota Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) berkunjung ke rumah Darmantoko, mantan wartawan Harian Sore Surabaya Post, pada hari Kamis, 8 Februari 2020, untuk menyambut Hari Pers Nasional (HPN) 2024. Mereka berkunjung ke rumahnya yang terletak di jalan Tembok Lor Gang 4 No. 1/51 C Surabaya.
Kunjungan ini adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat terhadap para pelaku sejarah yang memakai "Jas Merah" dan untuk mengingatkan kita untuk selalu mengingat sejarah. Deklarasi itu disampaikan oleh Ade.S Maulana, Ketua Umum Komunitas Jurnalis Jawa Timur, yang diwakili oleh salah satu pengurus KJJT wilayah Surabaya, Ainul Mukorobin.
Ainul menyatakan, "Darmantoko juga salah satu penggagas ide pendidikan jurnalistik, mengingat awal urun rembuk terbentuknya KJJT."
Wartawan obor rakyat Ainul menyampaikan pesan ketua umumnya. Para pendiri KJJT memberikan ide-ide pencerahan kepada Pak Darmantoko karena mereka percaya bahwa dia adalah mantan direktur pendidikan Surabaya Post di tahun 80-an.
Ainul menyatakan bahwa organisasi KJJT saat itu tidak memiliki legalitas. Dia menyatakan bahwa pendiri organisasi itu adalah Uzair Zam Zami, seorang wartawan yang sudah tutup usia yang pernah bekerja untuk grup Jawa post. Kemudian dia tergugah untuk melanjutkan gagasan program.
Darmantoko menyatakan bahwa kedatangan Ketua Umum KJJT dan anggota ini merupakan hal yang luar biasa, tetapi dia menambahkan bahwa KJJT masih mengingat dan terus mempertahankan hubungan silaturahmi yang erat.
"Saya sangat berterima kasih atas perhatian dan kunjungannya. Saya pikir ini luar biasa karena mengingat sejarah. Dan komunitas tidak semua ingat dengan para pendahulunya."
Selain itu, dia meminta orang untuk tetap tenang karena KJJT memiliki kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhan organisasinya. Dia juga meminta orang untuk tidak hanya menulis tentang masalah.
"Mari kita bersama-sama tingkatkan keprofesionalan, jaga marwah wartawan. Saya rasa KJJT tingkatkan kesadaran anggotannya untuk liputan berita pendidikan, yang mencerdaskan anak bangsa." Dia juga menambahkan bahwa pernyataan ini merupakan Evaluasi.
Lanjut Darmantoko, yang saat ini berurusan dengan bisnis bebatuan akik, permata, dan liontin. Dia menganggap wartawan sebagai individu yang memiliki kecerdasan.
Bagaimana tidak menarik, yang ditulis terutama oleh pejabat yang dikenal sebagai intelektual. Sebagai contoh, dia harus mampu mengedukasi dirinya sendiri secara teratur untuk menjadi lebih cerdas dan berpikir. Darmantoko menyatakan bahwa wartawan harus memiliki kemampuan untuk mencerdaskan masyarakat, dan dalam hal ini, wartawan harus terlebih dahulu cerdas.
Jurnalisme adalah hasil intelektual. Kenapa? Berita atau berita mengedepankan kebenaran yang sebenarnya karena mereka menyajikan dua alat bukti, yaitu fakta-fakta empiris, pembenar dari saksi, dan klarifikasi dari pakarnya, sehingga berita atau berita merupakan produk intelektual, menurut diskusi KJJT.
Menurutnya, wartawan harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi yang edukatif, menghibur, dan termasuk penjelasan. Selain itu, mereka harus memiliki naluri.
Semakin seru diskusinya, Supriadi, mantan wartawan memorandum yang hadir dalam silaturahmi, menganggap kunjungan ini positif. Dia mengatakan bahwa selain bersilaturahmi, dia juga ingin belajar tentang jurnalistik.
Wartawan senior itu mengatakan, "Saya berharap rekan-rekan jurnalis bisa memanfaatkan KJJT untuk menimba ilmu dan pengalaman dari para pembimbing dan pengajar yang sudah ditunjuk KJJT."
Kegiatan yang berlangsung selama sekitar empat jam itu ditutup dengan Do'a dan dilanjutkan dengan rama tama selama diskusi. Beberapa awak media dan mantan aktivis Eko Gagak, Eeng BS Jawa Pes, tampak hadir dalam silaturahmi itu.
Semua jurnalis Indonesia diharapkan menghadiri Hari Pers Nasional 2024 di Mojokerto pada tanggal 23 dan 24 Februari. KJJT wilayah yang sudah mapan juga melakukan hal yang sama dengan mengunjungi rumah wartawan senior dengan memberikan paket sembako dan uang tunai, voucher untuk menonton film di Surabaya bersama keluarga, hingga 150 voucher belanja. (sb1)