Sidoarjo, zonamerdeka.com —Banyak orang di Indonesia menyukai alpukat. Selain itu, mengingat kebiasaan diet yang melanda sebagian besar masyarakat kita. Lapas I Surabaya memberikan pelatihan budidaya Alpukat Aligator Jumbo kepada warga binaannya karena tingginya permintaan pasar dan prospek bisnis yang cerah.
Kakanwil Kemenkumham Jatim, Heni Yuwono, mengatakan, "Kami mencoba merespon permintaan tinggi masyarakat akan pohon dan buah alpukat saat ini."
Henni mengatakan bahwa jajarannya diarahkan untuk terus berupaya memberikan pembinaan dan bekal keterampilan kepada warga binaan yang punya manfaat besar. Ini dimaksudkan untuk membantu warga binaan ketika mereka nantinya bebas dari penjara.
Heni menjelaskan, "Pembinaan kami didasarkan pada riset pasar yang ada, termasuk pemilihan lokasi budidaya alpukat aligator."
Selanjutnya, Henni menjelaskan bagaimana budidaya alpukat aligator dilakukan karena masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan. Saat ini, buah berkelir hijau sangat dicari karena manfaatnya untuk diet.
Menurutnya, "Varietas ini dipilih karena sangat menarik dan memiliki banyak peminat, termasuk dalam golongan alpukat jumbo karena memiliki bobot yang lebih berat ketimbang jenis biasanya."
Sementara itu, Jayanta, Kalapas I Surabaya, mengatakan bahwa 40 warga binaan akan mengikuti pelatihan budidaya alpukat aligator di masa mendatang. Lapas seluas 14 hektare itu akan memanfaatkan beberapa area yang belum digunakan.
Jayanta menjelaskan, "Sebelumnya sudah ada beberapa program pelatihan ketrampilan dan kemandirian yang sudah berjalan, baik yang dijalankan individu maupun dengan mitra, tetapi masih ada beberapa ruang yang tidak digunakan yang kurang produktif, yang coba kami optimalkan."
Menurut Jayanta, program pelatihan pertanian ini diharapkan dapat membantu mengubah tanah yang tidak produktif menjadi tanah yang produktif. Ini akan memungkinkan peluang usaha dan berkontribusi positif bagi negara.
Jayanta menjelaskan, "Selain menghasilkan bibit alpukat aligator, pihak lapas juga membekali warga binaan dengan pembuatan pupuk organik."
Jayanta mengatakan bahwa karena buah alpukat sangat disukai masyarakat dan pupuk organik merupakan bagian penting dari pertanian dan perkebunan, kedua paket pelatihan tersebut akan dapat bertahan lama, ramah lingkungan, dan menghasilkan produk pertanian yang berharga.
Jayanta menambahkan, "Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada warga binaan, khususnya di bidang pertanian, serta melibatkan mereka dalam kegiatan produktif."
Untuk meningkatkan kualitas pelatihan, Lapas Kelas I Surabaya bekerjasama dengan CV. Jasa Indah Mandiri. CV. Jasa Indah Mandiri akan menjadi pihak ketiga yang akan memberikan pelatihan dengan instruktur yang berpengalaman, bersertifikasi, dan mahir dalam bidang mereka.
Terangnya, "Sehingga peserta pelatihan lebih mudah memahami dan menerapkannya, kami juga akan memberikan sertfikat keahlian setelah mereka dinyatakan lulus."
Jayaanta juga berharap peserta pelatihan dapat meningkatkan kemampuan mereka. agar dapat membantu mereka tidak hanya selama mereka di penjara, tetapi juga sebagai peluang bisnis atau sumber uang untuk bekal ketika mereka kembali ke masyarakat.
Jayanta menyimpulkan, "Semoga ilmu yang saya peroleh menjadi ladang subur untuk pengembangan diri dan membawa perubahan positif bagi warga binaan."
Meskipun tanaman alpukat aligator sudah ada di Indonesia sejak lama, banyak orang yang tertarik membuat bibitnya di awal tahun ini. Alpukat aligator juga dikenal dengan nama pir dan raksasa. Setiap buah memiliki panjang sekitar 70 cm hingga 80 cm dan beratnya sekitar 700 gram hingga 1,2 kg. (sb1)