Notification

×

Iklan

Iklan

Diduga SMA Arjasa Jember Wajibkan Setoran Rp500 Ribu Bagi Penerima PIP

20 Agustus 2024


 


Jember,  zonamerdeka.com - Diduga Pihak SMA 1 Arjasa Jember mewajibkan setoran sebesar Rp500 ribu terhadap penerima PIP. Akibatnya hal itu membuat sejumlah orang tua yang anaknya bersekolah di SMA Negeri 1 Arjasa Jember keberatan, Selasa (20/8/2024).


Siswa yang mendapatkan dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) dari pemerintah diminta sumbangan sebesar Rp500 ribu oleh pihak sekolah.


Mirisnya lagi, pihak sekolah tidak melibatkan orang tua siswa dan tanpa adanya sosialisasi terhadap wali murid.


Selain itu, tidak dijelaskan kegunaan dan manfaat dari sumbangan sebesar Rp500 ribu itu.


Hal mengejutkan itu disampaikan oleh orang tua murid kepada awak media beberapa hari yang lalu.


Ia mengatakan, bahwa anaknya mendapatkan program PIP sebesar Rp1,800.000. Dari uang tersebut, Rp500 ribu diperuntukkan untuk sumbangan sekolah.


"Ia anakku minta 500 ribu katanya untuk sumbangan sekolah. Uangnya sudah diantar dan diterima salah satu guru di sekolah," terang wali murid itu.


Menurut dia, semestinya hal itu tidak perlu terjadi, mengingat uang PIP yang diterima anaknya itu sangat dibutuhkan untuk kebutuhan harian di sekolah.


"Saya kasih uang saku sekolah 10 ribu per hari kalo satu tahun berapa, coba dihitung. Uang sebesar itu sangat berharga buat ku mas," ucap dia dengan  nada tersedu sedu dan meneteskan air mata.


Anehnya, lanjut dia, sumbangan hanya diperuntukkan bagi mereka yang mendapatkan program PIP, dan tidak diberlakukan kepada semua siswa.


"Aneh kan mas, yang diminta sumbangan kok yang menerima PIP.  Kok tidak diberlakukan ke semua siswa," terangnya.


Untuk itu, dirinya berharap kepada pihak sekolah untuk memperhitungkan kembali sumbangan sebesar itu.


"Di situasi saat ini tidak tepat sumbangan itu diterapkan. Sebab masih banyak kebutuhan yang lebih penting untuk anak sekolah. Untuk beli sepatu aja harus saya urungkan,"  imbuhnya.


Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Arjasa, enggan menemui wartawan dengan alasan ada Monev dari Surabaya.


Salah satu staf, Ariyono, meminta wartawan untuk kembali datang ke sekolah dan meninggalkan nomor telepon yang bisa dihubungi.


"Mohon maaf kepala sekolah tidak bisa menemui karena ada Monev Komputer dari Surabaya," tutupnya.


Terkait informasi lanjutan tersebut awak media akan terus melakukan upaya konfirmasi dan klarifikasi kepada pihak sekolah dan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi. (man/ton)





ikuti zonamerdeka.com di Google News

klik disini