Sawahlunto, zonamerdeka.com -- PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Ombilin sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kota Sawahlunto yang proses bisnis utamanya adalah menghasilkan daya listrik untuk menopang kebutuhan kelistrikan wilayah sumatera bagian tengah.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau yg sering kita sebut PLTU merupakan pembangkit listrik dengan bahan bakarnya menggunakan batubara. Seiring dengan perkembangan PLN Indonesia Power unit bisnis pembangkitan ombilin terus berinovasi serta berupaya dalam menekan emisi.
komitmen PLN Indonesia Power UBP Ombilin dalam akselerasi Renewable energy dan penerapan pelaksanaan program Net Zero Emission yang dapat mengurangi emisi karbon pembangkit salah satunya penerapan co firing.
Co firing merupakan proses penambahan biomassa sebagai substitusi sebagian batubara atau campuran batubara di PLTU. Biomassa ini bisa diperolah dari limbah perkebunan, limbah kayu, limbah pertanian dan sampah.
Sumber biomassa berasal dari tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan hutan tanaman energi seperti pohon kaliandra, Gamal dan lamtoro.
PLN UBP Ombilin implementasi Co Firing Biomass menggunakan sawdust atau serbuk kayu sebagai bahan baku sudah dilakukan sejak mei tahun 2023.
Manager PLN IP UBP Ombilin, I Nyoman Buda menjelaskan bahwa PLTU Ombilin mendukung transisi energi untuk energi baru terbarukan PLN IP UBP Ombilin menggunakan sawdust sebagai campuran bahan bakar co firing PLTU Ombilin. Penggunaan sawdust sebagai bahan bakar co firing sudah dilaksanakan sejak bulan mei tahun 2023. Mengusung konsep ekonomi kerakyatan, penggunaan biomass untuk bahan bakar cofiring PLTU Ombilin akan terus ditingkatkan sampai dengan 5% untuk tahun 2024-2025.
Selama periode Januari sampai Juli tahun 2024 sudah tercatat sebanyak 6.540,96 ton penggunaan sawdust yang menghasilkan daya listrik sebesar 4.995,19 megawatt hour (MWH) untuk menopang kelistrikan untuk wilayah sumatera bagian tengah.(iz)