Jember, zonamerdeka.com -- Sebanyak 5 mahasiswa Universitas Jember (UNEJ) berhasil lolos beasiswa Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) 2024. Salah satu penerima beasiswa tersebut adalah Khaled Hasan, mahasiswa semester 4 jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNEJ, yang kini tengah menjalani semester 5 di Technische University of Dresden, Jerman sejak 16 Oktober 2024 - 14 Januari 2025 nanti.
Sebelum akhirnya mengikuti IISMA, Khaled kerap mengikuti berbagai perlombaan dan organisasi. Prestasinya antara lain menjadi juara 3 di Economic Accounting Competition (EAC) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJA) FEB UNEJ dan Business Presentation Competition di Universitas Negeri Semarang. Motivasi Khaled untuk mengikuti IISMA adalah mencari pengalaman internasional dan membangun branding yang menunjang karir, sekaligus meringankan beban biaya pendidikan orang tuanya.
“Sebenarnya awalnya tidak expect akan dapat IISMA, tapi saya memang lagi mencari beasiswa yang bisa membantu cover biaya kuliah. Pada saat searching ada informasi dari kantor urusan internasional UNEJ seputar IISMA dan pra IISMA yang akhirnya tertarik dan mendaftar pra IISMA di UNEJ,” imbuhnya.
Hal-hal yang perlu disiapkan saat mendaftar IISMA menurut Khaled yang terpenting adalah niat yang kuat, “Memperkokoh niat itu penting sekali, karena persiapannya bisa dibilang gampang-gampang susah,” tegasnya.
Persiapan selanjutnya yaitu untuk English Test, dimana program IISMA memiliki satu tahap seleksi bahasa inggris yang disebut sebagai English Proficiency Test (EPT) yang dijadikan sebagai salah satu syarat pendaftarannya. IISMA sendiri menawarkan tiga jenis tes yaitu TOEFL, IELTS, dan DET. Tiga jenis tes ini dapat dipilih berdasarkan universitas yang dituju. Khaled menuturkan, bahwa ia mengambil jenis tes DET atau Duolingo English Test karena menyesuaikan dari segi budget dan kampus tujuan.
Alur pendaftaran IISMA ada tiga tahap yaitu administrasi, wawancara, dan pengumuman. Pada tahap administrasi meliputi persiapan essay dan seleksi berkas. Untuk essay ada 4 macam yang harus dipenuhi, terkait dengan pengalaman-pengalaman yang pernah dilalui selama satu semester ke belakang, kemudian ada essay yang berupa pertanyaan seputar rencana ke depan ketika diterima di kampus tujuan dan masih banyak lagi.
Khaled juga menegaskan bahwa muatan yang dimasukan haruslah singkat, padat, jelas, dan tidak bertele-tele, hal tersebut dikarenakan terdapat pembatasan jumlah kata yang dapat dimasukkan ke dalam essay.
Memasuki fase wawancara, dirinya berhadapan one-on-one dengan pihak IISMA secara langsung, “Jadi disitu akan ditanya seputar diri, seputar pengetahuan terkait budaya di Indonesia dan bagaimana kita bisa membawa kekuatan diri yang akan menjadi selling point agar bisa diterima, kemudian juga di tahap ini saya harus mengisi Curriculum Vitae yang berisi summary singkat.”
Setelah lebih dari sebulan berada di Jerman, Khaled berbagi cerita tentang bagaimana cara adaptasi dan pembelajaran selama disana. Menurutnya, suhu di Jerman sangat dingin, terutama saat awal kedatangan, “Rasanya seperti masuk angin,” ungkapnya sambil tertawa.
Ia juga menghadapi tantangan seperti memahami jadwal transportasi umum yang ketat untuk menghindari denda tinggi akibat kesalahan kecil, “Belajar public transport is a hectic karena salah dikit dendanya 60 euro atau sekitar sejutaan lebih,” ujarnya.
Namun, Khaled merasa suasana kota yang indah, terutama di musim gugur, menjadi pengalaman yang menyenangkan. Khaled mengapresiasi sistem pendidikan di Technische University of Dresden yang unik dan menantang. Kelas berlangsung selama 3 hingga 4 jam dengan jeda istirahat hanya 10 menit, dan mahasiswa diwajibkan untuk disiplin dengan jadwal.
“Belajarnya seru karena ada banyak ilmu baru di luar jurusan yang saya ambil,” ceritanya.
Bagi mahasiswa yang tertarik mengikuti IISMA, Khaled memberikan beberapa tips. Pertama, perbanyak riset dari segi apapun baik seputar universitas tujuan, persyaratan-persyaratannya, termasuk juga searching kampus tujuan dan strategi dalam pemilihan kampus supaya peluang diterima bisa lebih besar.
“Banyak-banyakin riset seputar IISMA. Jadi harus rajin-rajin buka media sosial baik google youtube, atau instagram, saya juga membuat pemetaan dari kampus yang paling mudah masuk sampai akreditasi universitas atau rankingnya,” jelasnya.
Tips selanjutnya yang sangat penting adalah tekankan kemampuan berbahasa inggris, menurut khaled bahasa inggris menjadi poin utama yang mempengaruhi seleksi IISMA, karena dari essay yang ditulis dan hasil wawancara itu menjadi ajang selling branding diri.
Lagi, Khaled mengingatkan untuk jangan lupa mencoba terkoneksi dengan awardee yang telah berhasil lolos sebelumnya untuk meminta saran dan masukan, serta terpenting berdoa dan meminta restu kepada orang tua.
Tidak lupa, Khaled juga memberikan tips khusus untuk mahasiswa yang berminat untuk belajar di Jerman, yaitu pelajari budaya lokal, aturan lalu lintas, bahasa dasar, dan membawa makanan khas Indonesia untuk mengatasi kerinduan pada rasa makanan nusantara. Ia juga mengingatkan untuk menjaga kesehatan karena mobilitas di sana memungkinkan untuk banyak berjalan kaki setiap harinya.
“Buat teman-teman yang tertarik belajar ke Jerman, make sure to know culture di daerah yang kalian mau tuju itu seperti apa. Road and traffic rules dipelajari tipis-tipis. International wallet yang dipake di tempat tersebut disiapkan sebelum berangkat. Daily language seperti greetings, basic conversation ketika membeli, atau menanyakan sesuatu, berterimakasih, harus dipelajari.” pesan Khaled. (*)