Notification

×

Iklan

Iklan

Ketika Politik Mengorbankan Rakyat: Intimidasi terhadap PT. Miyor di Sawahlunto

16 November 2024


 


Sawahlunto, zonamerdeka.com -- 16 November 2024 – Kota Sawahlunto kini menghadapi dilema besar yang tidak hanya menyentuh aspek politik, tetapi juga berkaitan dengan kesejahteraan ribuan warganya. Di tengah ketegangan Pilkada 2024, PT. Miyor, sebuah perusahaan yang telah menjadi tulang punggung perekonomian lokal dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi banyak keluarga, justru menjadi sasaran tekanan dari seorang tokoh yang seharusnya membela kepentingan rakyat,  Rico Alviano, anggota Komisi XII DPR RI. Langkah Rico yang dinilai sarat dengan kepentingan politik pribadi telah menimbulkan gelombang keresahan di kalangan masyarakat.


Bagaimana tidak, banyak keluarga di Sawahlunto yang menggantungkan hidup mereka pada tambang yang dikelola PT. Miyor Pratama Coal. Namun, Rico diduga malah memilih jalur intimidasi terhadap perusahaan tersebut. Apakah ini sikap seorang wakil rakyat yang seharusnya melindungi dan memperjuangkan kebutuhan rakyat? Mengapa sebuah perusahaan yang menjadi penopang hidup masyarakat justru menjadi sasaran tekanan politik hanya karena kaitan politik pemiliknya dengan lawan politik istrinya?


Tindakan Rico ini menimbulkan kecurigaan besar. Masyarakat mulai bertanya-tanya, apakah niat Rico semata-mata untuk memperjuangkan keadilan, ataukah ada agenda tersembunyi demi memperkuat posisi politik istrinya, Desni Seswinari, yang maju sebagai calon Wakil Wali Kota Sawahlunto berpasangan dengan Deri Asta, melawan paslon Riyanda Jeffry? Semakin dalam menggali, semakin terlihat ketidakseimbangan dalam prioritas Rico. Di satu sisi, ia langsung menekan PT. Miyor saat Komisi XII menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI, sementara perusahaan-perusahaan lain di Sawahlunto yang mungkin memiliki catatan pelanggaran justru luput dari perhatian Riko.


Tak hanya itu, bahkan banyak warganya sendiri yang menggantungkan hidup mereka di perusahaan tersebut. Alih-alih menggunakan pengaruhnya untuk memperjuangkan kepentingan rakyatnya dan membawa bantuan dari pusat ke daerah pemilihannya yang juga merupakan kampungnya sendiri, Rico justru lebih mementingkan agenda politik pribadinya. Keputusan ini memunculkan kesan bahwa kepentingan politik lebih diutamakan daripada kesejahteraan masyarakat yang seharusnya dilindungi. Masyarakat semakin merasa kecewa karena mereka melihat Rico lebih sibuk dengan perebutan kekuasaan ketimbang memperhatikan kebutuhan dasar rakyatnya.


Banyak warga Sawahlunto mulai membandingkan Riko dengan tokoh lain seperti Andre Rosiade, yang lebih senior di DPR RI. Andre memilih pendekatan yang berbeda: alih-alih menebar intimidasi, ia berfokus pada membawa bantuan nyata dari pusat untuk memperkuat kota Sawahlunto dan menjembatani aspirasi masyarakat. Kontribusi Andre yang nyata dan tulus ini membuat masyarakat merasa diperjuangkan dan dipedulikan oleh sumando urang Silungkang tersebut.


Sebaliknya, tindakan Riko menciptakan kesan bahwa ia lebih peduli pada perebutan kekuasaan daripada kesejahteraan rakyat. Sawahlunto tidak butuh pemimpin yang sibuk memupuk kekuatan politik dengan cara-cara licik. Kota ini butuh pemimpin yang berani membela kepentingan warganya, membawa perubahan nyata, dan merangkul semua pihak tanpa pandang bulu.


Sudah waktunya masyarakat Sawahlunto membuka mata dan memilih dengan bijak siapa yang layak disebut sebagai pemimpin sejati. Jangan biarkan intrik politik mengorbankan kehidupan banyak keluarga yang menggantungkan nasib mereka pada pekerjaan yang ada. Sawahlunto butuh sosok pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyat, bukan yang sibuk dengan ambisi dan permainan kekuasaan. (*)





ikuti zonamerdeka.com di Google News

klik disini