Sawahlunto, zonamerdeka.com -16 November 2024,- Keputusan Riyanda Putra untuk tidak hadir pada sesi fit and proper test untuk posisi Ketua DPRD Kota Sawahlunto memunculkan tanda tanya besar di kalangan publik. Apakah ini hanya sebuah kebetulan, ataukah ada suatu permainan elit politik yang lebih besar di balik tidak hadirnya Riyanda? Dan ternyata tanggal 7 agustus 2024, tepatnya empat hari sebelum jadwal fit and proper test yang dijadwalkan(11/08), sebelumnya Riyanda Putra ternyata telah langsung menemui dan meminta kepastian kepada Sekjen Partai PAN,”Eddy Soeparno, yang saat ini merupakan wakil ketua umum partai PAN, guna untuk menanyakan secara langsung,kepastian terkait dirinya yang disebut-sebut akan menjabat Ketua DPRD. Namun, yang didapatkan Riyanda bukanlah kabar gembira, melainkan kenyataan pahitlah yang didapatkan Riyanda, setelah mengkonfirmasi langsung kebenaran kabar tersebut kepada sekjen partai PAN, Eddy Soeparno.
Kabar Terkait dirinya tidak akan menjadi ketua DPRD ternyata benar dan bukan dirinyalah yang akan menduduki kursi empuk Ketua DPRD Sawahlunto,”melainkan sudah ada titipan nama, Susi Haryati yang akan mengisi posisi tersebut.
Perlu dicatat bahwa Susi Haryati, meski hanya meraih 665 suara dalam pemilihan legislatif, dibandingkan 3.167 suara Riyanda Putra, justru mendapat kursi Ketua DPRD. Hal ini semakin membingungkan mengingat Susi bukanlah nama yang diusulkan oleh DPD PAN Sawahlunto, bahkan tidak memiliki pengalaman sebelumnya di dunia politik. Sedangkan Riyanda, dengan suara terbanyak se Kota Sawahlunto dan pengalamannya dalam memperjuangkan kemenangan PAN, merasa jelas diperlakukan tidak adil.
Kabar yang beredar di masyarakat pun semakin memunculkan spekulasi. Ternyata, Susi Haryati adalah adik kandung dari seorang pejabat tinggi di salah satu Perusahaan BUMN, yang juga memiliki kedekatan khusus dengan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan (Zulhas). Bahkan, dalam kabar yang beredar, salah seorang anak Zulhas dikabarkan sering menginap di rumah,”(An), yang merupakan kakak kandung dari Susi Haryati,seorang Direktur di Perusahaan BUMN, yang dikabarkan dekat dengan keluarga Zulkifli Hasan. Hal ini membuka peluang adanya praktik politik yang melibatkan hubungan bisnis dan keluarga, yang mungkin menjadi faktor di balik penunjukan Susi Haryati.
Bagi Riyanda, ketidakadilan ini jelas menambah luka. Sebagai caleg terpilih yang telah berjuang keras membantu PAN meraih kemenangan besar di Sawahlunto, Riyanda tentu merasa diperalat untuk meraih suara, namun haknya atas kursi Ketua DPRD malah diberikan kepada orang lain. Sebuah kenyataan yang tentu saja menggugah simpati publik.
Kekesalan Publik pun, semakin dipicu oleh sikap Ketua DPD PAN Sawahlunto, Deri Asta, yang dianggap publik tidak tegas dan gagal memenuhi janji politiknya terhadap Riyanda. Janji dia sendiri untuk menjadikan Riyanda sebagai Ketua DPRD, jika ia bergabung dengan PAN, ternyata hanya sekadar Janji-janji kosong. Ini menjadi pertanyaan besar: Apakah ini merupakan sebuah kecelakaan politik yang tidak disengaja, atau justru bagian dari strategi jangka panjang yang memanfaatkan Riyanda demi kepentingan pihak tertentu?
Namun, meski merasa dikhianati, Riyanda tidak berlarut-larut dalam kekecewaan. Kekecewaan ini justru semakin menguatkan tekadnya untuk melanjutkan perjuangan politiknya. Desakan publik agar Riyanda maju sebagai calon Wali Kota Sawahlunto semakin besar. Sebagai orang yang merasa terpanggil untuk mengabdi kepada kotanya, Riyanda kini bertekad untuk membawa perubahan besar bagi Sawahlunto. Dengan Tagline “Era Baru Sawahlunto Maju” gaung ganti walikota pun menggema hingga ke setiap sudut kota.
Pintu untuk Riyanda menuju kursi walikota Sawahlunto semakin terbuka lebar, seiring dengan dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Bahkan, rekomendasi untuk mencalonkan Riyanda sebagai WaliKota Sawahlunto telah ditandatangani oleh Presiden Prabowo sendiri. Ini menjadi sinyal kuat bahwa perjalanan politik Riyanda tidak akan terhenti, bahkan bisa jadi lebih besar dari sebelumnya.
Ketua LKAM Kota Sawahlunto, Dahler Djamaris Datuak Pangulu Sati, menyatakan bahwa mungkin ini adalah takdir terbaik bagi Sawahlunto. “Mungkin ini hikmahnya, Allah sayang pada Sawahlunto. Jalan untuk Riyanda menjadi WaliKota semakin terbuka, dan semakin dipercepat. Bahkan, Riyanda kini mendapat dukungan dari Partai Presiden Partai Gerindra, karena hanya keputusan dari Presiden yang bisa menyelesaikan permasalahan di Sawahlunto,” ungkap Dahler.
Riyanda, yang dikenal sebagai sosok matang dan bersih, kini semakin siap untuk memimpin Sawahlunto. Dahler menjelaskan Anak muda ini bahkan bisa dan siap diuji dengan tes urine untuk membuktikan bahwa dirinya adalah figur yang bersih dan terhindar dari segala bentuk penyalahgunaan. Riyanda bukan hanya seorang pemimpin yang berkompeten, tetapi juga seorang anak muda yang belum ternodai, Bahkan Riyanda siap dan berkomitemen untuk membawa perubahan nyata bagi Kota Sawahlunto, ungkap Dahler.
Dengan langkah ini, Riyanda tidak hanya membuktikan dirinya sebagai sosok yang tegar dan mental petarung, tetapi juga menunjukkan bahwa jalan menuju perubahan di Sawahlunto akan terus terbuka, meski harus melalui jalan yang penuh tantangan.(Iz)