Sawahlunto,zonamerdeka.com - Kota Sawahlunto kembali memancarkan semangat budaya melalui Batang Lunto Art Festival II, yang diselenggarakan pada 21 Desember 2024 di Pasar Lunto, Kenagarian Lunto, Kecamatan Lembah Segar. Festival yang diinisiasi oleh Komunitas Tapian Janiah ini tidak hanya menjadi panggung seni dan budaya, tetapi juga ruang kolaborasi masyarakat untuk melestarikan kearifan lokal dan memperkuat identitas daerah.
Dengan mengusung tema “Warih Nan Bajawek, Pusako Nan Batolong”, festival ini menggarisbawahi pentingnya pewarisan budaya kepada generasi muda sekaligus menjaga nilai-nilai tradisi agar tetap hidup. Sebagai bentuk gerakan literasi budaya yang berkelanjutan, acara ini memanfaatkan ruang publik di kawasan Pasar Lunto, yang memiliki latar sejarah sebagai bagian dari Warisan Tambang Batubara Ombilin.
Yura, pembina Komunitas Tapian Janiah, menegaskan dampak positif dari kegiatan ini. Menurutnya, festival ini berhasil:
1. Memanfaatkan ruang publik secara kreatif: Pasar Lunto menjadi ruang interaksi budaya yang strategis, menjadikannya hidup kembali sebagai tempat berkumpul dan berekspresi.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat: Festival ini menginspirasi warga untuk menjaga dan melestarikan budaya serta kearifan lokal.
3. Membangun jejaring komunitas: Acara ini memperluas hubungan antara komunitas budaya, baik dari dalam maupun luar daerah, sehingga mempererat silaturahmi kebudayaan.
4. Mempromosikan Kenagarian Lunto: Lewat media sosial dan media partner, festival ini memperkenalkan Lunto ke khalayak yang lebih luas melalui konten kreatif yang dihasilkan pengunjung.
5. Menggerakkan ekonomi lokal: Festival ini menciptakan perputaran ekonomi yang cepat, khususnya bagi pedagang di lokasi acara.
6. Menumbuhkan solidaritas antarwarga: Sebagai festival berbasis masyarakat, seluruh persiapan dan pelaksanaan acara didukung oleh semangat gotong royong warga.
Acara ini menghadirkan berbagai penampilan seni dari komunitas lokal maupun luar kota, seperti Komunitas Paninjauan Saiyo, Rantau Saiyo Padang, Sawahlunto Youth Movement (SYM), Gala Mentari Production, dan para pelajar dari Lunto Timur. Dibuka oleh Camat Lembah Segar, Bapak Afriandes, S.Pd., festival ini juga dihadiri oleh berbagai pejabat daerah dan tokoh masyarakat.
Batang Lunto Art Festival II tidak hanya menjadi upaya pelestarian budaya, tetapi juga membuktikan bahwa seni dan tradisi mampu menghidupkan kembali ekonomi, memupuk solidaritas, dan mempromosikan identitas lokal ke tingkat yang lebih luas. Festival ini adalah bukti bahwa gotong royong masyarakat adalah kekuatan utama dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan.(iz)