Jember, zonamerdeka.com - Petani di Jember sangat kecewa, pasalnya gabahnya terpaksa dijual dengan harga Rp5.800 per kg.
Selain itu, petani Jember juga mengalami kesulitan untuk menjual gabahnya ke Bulog. Banyaknya prosedur, serta tidak ada sosialisasi kepada petani dari Bulog Jember.
HPP Gabah
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan secara tegas bahwa harga gabah tidak boleh turun dari keputusan harga pembelian pemerintah (HPP), yakni sebesar Rp6.500 per kg.
Hal itu ditegaskan oleh Andi Amran Sulaiman saat menghadiri rapat koordinasi luas tambah tanam dan penyerapan gabah dan beras tahun 2025 di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Petani Jember Kecewa
Petani Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono Jember kecewa lantaran program penyerapan gabah oleh pemerintah melalui Bulog tidak berjalan dengan baik.
Pasalnya, program penyerapan gabah oleh pemerintah dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6500 per kilogram yang sudah ditentukan pemerintah tidak dirasakan oleh petani setempat. Kondisi ini membuat petani harus menjual ke tengkulak dengan harga Rp580 ribu per kuintal.
Seperti yang dialami petani Desa Sumberwringin, Pak Us, ia mengungkapkan bahwa sebelum dilakukan pemanenan padi miliknya, ia sudah berkordinasi dengan Gapoktan desa setempat.
"Sebelum dipanen saya sudah tanyakan dan pemberitahuan kepada Gapoktan," kata Yus kepada wartawan di kediamannya, Selasa (11/3/2025).
Yus menjelaskan bahwa keterpaksaan menjual Gabahnya seberat 4,1 ton kepada tengkulak dengan harga di bawah Rp600 ribu dikarenakan tidak adanya kepastian dari pihak Gapoktan untuk bisa menjual ke Bulog.
"Katanya overload, kemampuan Bulog menerima pembelian gabah 100 ton per hari," ujarnya.
Ia kecewa lantaran tidak merasakan program ini diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi petani.
Sementara itu, Nanda, petani Desa Sumberwringin sangat menyayangkan program ketahanan pangan serapan gabah tidak berjalan maksimal di desanya.
Ia menyampaikan bahwa selama ini tidak ada penjelasan di forum desa secara lengkap mengenai prosedur pembelian gabah yang dilakukan oleh Bulog terhadap hasil gabah dari para petani di Desa Sumberwringin.
Ia berharap kepada Bulog bisa turun langsung ke desa untuk memastikan proses penyerapan berjalan dengan baik.
Petani Tidak Bisa Langsung Jual Ke Bulog
Terpisah, ketua Gapoktan Desa Sumberwringin, Eko, menyampaikan bahwa tidak bisanya mengirim gabah petani ke Bulog disebabkan beberapa faktor.
Salah satunya, Eko menyebut target pembelian Bulog 100 ton per hari. Dan petani harus lebih dahulu mendaftarkan hasil panennya ke kantor Bulog lewat Gapoktan.
"Satu hari sebelum gabah dikirim ke Bulog petani harus laporan dulu ke Bulog. Kendalanya ada di Bulog mas, kemampuan Bulog sendiri per hari seratus ton " jelasnya.
Selama ini, kata Eko bahwa Bulog tidak pernah melakukan sosialisasi program ketahanan pangan serapan gabah di forum Desa Sumberwringin.
"Secara resmi di forum desa tidak ada," ujarnya.
Eko berharap kepada pemerintah agar supaya sarana dan prasarana benar benar dimaksimalkan.
"Seharusnya pemerintah sebelum meluncurkan program ini sarana dan prasarana harus dipersiapkan bener bener di bawah. Berani pengumuman semestinya bisa menampung hasil pertanian," pungkasnya. ***
(man/ton)